Minggu, 04 November 2012


Kaitan Pola Gerak Maju Sejarah dengan Dunia Politik atau Kekuasaan

Umumnya orang berpendapat, sejarah ini bergerak secara linier. Makin hari, manusia akan makin maju dan bahagia. Maklum seperti kata Agustinus, manusia ditandai dengan harapan, yang memacu dia untuk mengharapkan kebahagiaan sempurna di masa depan. Tak terbayangkan, bahwa manusia bisa hidup, bila ia tak mempunyai harapan akan kebahagiaan.

Namun apakah pola gerak sejarah tersebut berjalan secara linier? Dalam sebuah kasus ataupun cakupan bidang keilmuan, ternyata sejarah itu tidaklah selamanya berjalan secara linier. Tidaklah semaju dan sebahagia yang diharapkan. Cakupan bidang keilmuan yang  dimaksud adalah dalam bidang politik, terutama sejarah politik. Rasanya sejarah politik itu bukanlah sekadar sejarah yang linier, tetapi sejarah yang siklis, dimana manusia tidak mengalami kebahagiaan yang baru, tetapi terjatuh ke dalam nasib dan pengalaman yang lama.

Pola gerak maju sejarah dalam politik tersebut senantiasa berkembang, namun  tidak selalu menuntut  garis menanjak . layaknya Iman seseorang, terkadang ia mengalami ke-futur-an atau gejala turun naik. Contohnya, hari ini seseorang tobat tapi besok maksiat lagi. Seperti orang makan bakso dengan sambal yang terlalu banyak, enak tapi diakhirnya “mencret”, namun kita terus mengulangi makan bakso tersebut.

Pierre Teilhar De Chardin mengungkapkan bahwa gerak kemajuan itu tidak selalu menuruti garis menanjak, melainkan menuruti garis spiral ”gerak turunnya merupakan ancang-ancang bagi gerak naik” (P.Swantoro, 232) . dalam perputaran yang siklis itu, nasib manusia adalah tragis, karena ia gagal mencapai apa yang dia cita-citakan.

Dalam hal politik dan kekusasaan, manusia tampaknya keras kepala dan tak pernah mau belajar dari sejarah. Itu terjadi tidak hanya sekali, tetapi berulang-ulang kali terjadi , sama dan serupa seperti sebelumnya. Begitulah, bukan sejarah sendiri yang siklis, tetapi kekuasaan  dan politiklah yang menjadikan sejarah ini siklis. Kekuasaan telah menjadikan sejarah ini bergerak seperti digerakkan oleh hukum karma: Yang sekarang terjungkal, karena sebelumnya ia menjungkalkan lawannya. Atau revolusi memakan anaknya sendiri.

Politik dan kekuasaan yang cenderung direbut secara paksa ataupun dengan cara revolusi dan kudeta, maka akan cenderung pula mempertahankan kekuasan politik dengan cara paksa. fenomena inilah sedang marak terjadi diTimur Tengah. Rezim khadafi yang berhasil merebut pemerintahan pada tahun 1960an lewat revolusi yang dia sebut fattah abadann harus tumbang dari kekuasaannya di tahun 2011. Walaupun ia mempertahankannya secara militer sehingga terjadi perang saudara di Libya, namun ia digilas oleh sejarah lewat jalan kudeta pula.

Tidak bisa kita membayangkan kalau sampai Soekarno yang pada saat 1965 melawan “tindak-tanduk” Soeharto, dkk, padahal Soekarno masih memiliki kekuatan dan kepercayaan di Angkatan Darat. Bangsa ini mungkin berdampak sama dengan di Libya. Tahun 1998 pun, meski Soeharto harus turun dengan cara yang dianggap “mulus-mulus” saja, namun serangkaian peristiwa sebelum terjadinya reformasi 1998, harus dibayar mahal dengan “teror negara terhadap rakyat yang menentang rezim orde baru. Walaupun, teror tersebut dijalankan secara hati-hati dan penuh senyuman, seperti tampak tiada yang aneh.

Gerak sejarah yang siklis dalam dunia politik tersebut memberikan pelajaran bahwa sebuah kekuasaan terkadang mengalami turun naik, ada masa-masa kejayaan dan ada pula masa-masa kemunduran. Dan ini berdampak pula pada pola regenerasi kepemimpinan nasional dalam politik, seorang pemimpin yang kenal waktu, tempat dan situasai yang tepat ia pasti tahu kapan kejayaan itu datang dan kapan ia harus mundur dari kekuasaannya. Ia pasti dapat merasakan bagaimana sang mentari itu terbit,tegak, dan tenggelam pula. Setiap pemimpin pasti ada zamannya. Hatta merupakan contoh pemimpin yang dapat membaca tanda-tanda zaman ketika tiba waktu ia harus mundur, ia bukannya meninggalkan Soekarno pada 1955 sebagai wakil presiden, ia sadar dan konsisten akan kata-katanya bahwa “demokrasi yang melumpuhkan demokrasi lambat laut akan diganti dengan otokrasi atau diktatur (P.Swantoro, xxxii)”. Hatta melihat itu semua pada diri Soekarno yang telah dimabukkan dengan kekuasaan. Ia bukan tokoh demagog, dan ia tidak harus mabuk dan dikuasai oleh kekuasaan itu sendiri.

Dalam pola gerak sejarah meniscayakan seorang pemimpin yang menggerakkan sejarah tersebut. Oleh karena itu pula mengapa sejarah itu selalu bercerita tentang orang-orang besar.  Namun apakah pola gerak sejarah itu selalu didominasi oleh golongan elite sejarah? Dimanakah posisi sang Jelata dalam sejarah? Para pemenang dalam sejarah yang nantinya berkuasa tersebut pastilah menguasai sang jelata. Ia membuat atau menyuruh buat dokumen tertulis, menyuruh pahat monumen, membangun patung ataupun tugu peringatan suatu peristiwa dengan satu tujuan yaitu mengukir keabadian perbuatan-perbuatan mereka atau bisa juga sebagai alat legitimasi kekuasaan sang pemimpin.

Ditinjau dari Auguste Comte yang membagi alam perkembangan manusia menjadi empat, yaitu tahap mitos, tahap penalaran deduktif (Rasionalisme), tahap penalaran induktif (empiris) dan tahap pengkristalan metode ilmiah. ketika peradaban masih hidup dalam alam pikiran magis dan mistis, pusat sejarah adalah sang raja yang dipercayai punya legitimasinya sendiri dengan wahyu dan kekeramatannya. Sejarah pun ditulis dalam bentuk babad yang isinya mencampuradukkan antara unsur-unsur magis dan mistis dengan raja-raja dan silsilahnya dan segala tindakan-tindakan keperkasaannya.

Orang kecil dan atau para kawula tidak pernah dituliskan peran maupun keberadaannya. Sejarah ada di tangan sang raja di dalam peradaban magis-mistis. Manakala peradaban semakin berpijak pada kekuatan kesadaran budi dan rasionalitas manusia. Timbul pula kesadaran untuk memikirkan sejarah-sejarah sang jelata. Mengangkat peran dan keberadaan dalam unsur yang menjadi bagian dari gerak sejarah itu sendiri.

Jumat, 17 Agustus 2012

Aku Masih Mencintaimu, Merah-Putihku.



Alarm membangunkan ku tepat pukul 03.30 tidak kurang dan tidak lebih satu menit pun. Pada bulan Ramadhan aku selalu bangun lebih pagi karena aku harus melaksanakan sahur agar lebih kuat menjalankan ibadah puasa di siang hari. Selesai santap sahur aku menunggu berkumandangnya adzan shubuh untuk menunaikan kewajiban shalat shubuh. Aku ingat hari ini tanggal 17 Agustus, tanggal dimana bangsaku merayakan hari jadinya. Bulan Ramadhan tahun ini memang berdampingan dengan hari jadi bangsaku. Namun mengapa perasaanku biasa-biasa saja untuk menyambut hari jadi bangsaku tidak ada rasa bangga, gembira ataupun sedih untuk menyambutnya. Sebaiknya kubenamkan lagi wajahku ke bantal toh aku sudah tidak punya kewajiban lagi untuk menghadiri upacara bendera karena aku bukan lagi seorang murid sekolahan.

Kulirik jam dan jam meliriku kembali menunjukan pukul 11.00 kalau ini 67 tahun yang lalu proklamasi kemerdekaan sudah habis dibacakan dan orang-orang pada saat itu pasti dengan semangat meneriakan kata “MERDEKA” “INDONESIA MERDEKA” sementara aku baru terbangun dari tidur. Anak bangsa macam apa aku ini? Sebaiknya aku bersiap-siap untuk melaksanakan shalat Jum’at daripada terus memikirkan hari kemerdekaan yang aku rasakan biasa-biasa saja.

Kulihat begitu antusias orang-orang di dunia maya untuk mengucapkan kritikan, rasa bangga, selamat ulang tahun dan semua tentang merah-putih. Aku sesekali membaca beberapa note dan artikel tentang hari ini dan menyadari bahwa warna merah dan putih bergentayangan di berbagai jejaring sosial.

Ada apa gerangan yang terjadi dengan otakku? Apa yang salah dengan merah-putih? Reaksi hormonalku berbeda hari ini, 17 Agustus tahun ini biasa-biasa saja bagiku, tidak ada perasaan bangga, gembira ataupun sedih untuk menyambutnya. Tiba-tiba terbesit pertanyaan dalam benakku dengan emosi yang meletup entah darimana asalnya. Memang apa lagi yang aku harapkan untuk memaknai nasionalisme, selain mimpi-mimpi yang semu? Bukankah bangsa ini sudah keteteran dan kelimbungan dengan seabreg masalah yang terus-menerus timbul tenggelam? Sehingga membuat bangsa ini lupa untuk memikirkan rakyatnya. Apakah memerah-putihkan Facebook atau membuat trending topic worldwide di Twitter adalah nasionalisme yang hanyut dalam realitas kekinian? Lalu apa realitas yang sebenarnya itu?

Aku bosan mendengar ceramah-ceramah panjang tentang kemanusiaan yang belum kesampaian di negeri merah ini. Aku bosan mendengar seruan pemuda harus bergerak sebagai agen perubahan. Tak perlu kisahkan aku lagi dengan ilusi negeri subur khatulistiwa yang memberikan apapun yang kau tanam. Tak perlu dongengi aku dengan cerita kebusukan politik, sejarah-sejarah panjang yang bau anyir darah tentang negeri ini, atau tentang wabah tikus-tikus kotor pemangsa kekuasaan yang belum ada obatnya.

Aku muak dan terlalu capek mendengar semua kejahatan dan kebusukan yang terjadi di negeri ini. Aku jenuh menjadi agen perubahan, memang masih ada yang masih bisa diubah? “Sadarlah, Bung! Negeri ini, Nasionalisme dan apa lah isme-isme yang ada itu sudah gulung tikar habis semuanya. Negeri ini hanya sebagai binatang percobaan kapitalis, Negeri ini hanya lah pasien rumah sakit yang tak dapat disembuhkan sementara organ tubuhnya diambil satu per satu untuk memperkaya negeri lain. Lagi-lagi oleh Kapitalis yang tak pernah kumengerti apa tujuannya?”

Ada apa gerangan dengan diriku sepertinya pemikiranku sudah terkontaminasi atau memang nasionalisme di dadaku sudah hilang? Sejak kapan aku berhenti bangga, berhenti bersedih, berhenti bermimpi untuk negeri ini, berhenti mengkritik tentang negeri ini. Baiknya pecat saja aku jadi anak bangsa. Bahkan setengah hari telah lewat hari jadi bangsaku, tapi kibaran merah-putih belum kujumpai. Belum kuangkat tangan kananku untuk memberi hormat.

Kupikir hari kemerdekaan kali ini akan lewat begitu saja tanpa satu pun pikiran dan ucapan selamat kepada bangsaku. Tapi setelah membaca berbagai macam artikel, note, kritikan, dan ucapan yang bergentayangan di dunia maya, emosi pun bergejolak, melonjak secara tiba-tiba. Mungkin aku terlalu munafik atau aku yang belum cukup dewasa menjadi seorang agen perubahan. Aku rasa aku butuh waktu untuk menunggu rasa rindu datang kembali menjadi anak negeri ini.

Lalu aku bayangkan sang Merah-Putih yang letih bertengger di tiangnya. Tidak lagi berkibar dengan gagah seperti dulu pernah kubayangkan. Warnanya masih merah menyala dan putihnya bersih karena hanya dikeluarkan setahun sekali. Tapi entah mengapa kulihat ada kesedihan dalam kibarannya. Mungkin merah-putih sedih dan terluka punya anak bangsa seperti aku. Tapi inilah aku adanya. Mungkin aku bukan anak bangsa yang teladan, bukan pula anak bangsa yang ideal dalam pelajaran kewarganegaraan. Namun ini hanyalah kejujuran dan emosi frustasi yang membuncah.

Maafkan aku merah-putih, aku tak tahu harus kemana melangkahkan kaki, aku tak meminta kau tuntun aku dalam mencari arti nasionalisme, akan kutemukan arti itu sendiri sepanjang perjalanan hidupku. Atau mungkin aku sudah tersesat selamanya dan memandangi negeri ini lenyap dalam gemerlap globalisasi. Pintaku padamu merah-putihku, doakan aku agar secepatnya menemukan arti itu. Namun satu kejujuran yang masih ada dalam benakku yang tak bisa kubohongi, meski aku jenuh dan frustasi tetapi sesungguhnya aku masih mencintaimu, merah-putihku, negeriku Indonesia.

Serang, 17 Agustus 2012

Minggu, 02 Oktober 2011

"Happy Birthday Mamah”

There are so many moments happen when I’m with you. I wish I could take back all those times when I hurt your feelings or let you down But I can't change the past or predict the future. So, I just can tell you how much I do love you. The many ways you show that you care to me, You have always been helping me about life, supporting me when I was down, and always loving me no matter what I did or I said.

You’re always patient when I’m foolish, You give gudiance when I ask, You’re the master of every task, It seems you can do most anything. I admire everything about way of your life, without you in my life I think it’s a pretty meaningless and a wondeful aimlessly in my life. so many words that I want to tell you on your wonderful day, I’m glad to be your child more than everything I’m so thankful to have your atention and your love. If I had choose of my mother’s you had be the one I had select.

Thank you so much for everything have you given to me, I want to apologize for any problems that I have done in the past. Whenever and whereever you are I will never ever forget you Mom you’re always in my heart, I really really do love you and I proud call you “MAMAH”.

Happy birthday my wonderful girl on the world, you’re not an angel but sure with your wise words as what I must do or must not make me believe that you’re an angel for me.

Jatinangor, 02 Oktober 2011
With Love,

Nazel Fahmi Muhammad

Jumat, 16 September 2011

Sejarah peseteruan Liverpool vs Manchester United

Liverpool vs MU atau lebih dikenal dengan North West Derby, Perseturuan kedua tim bukan berawal dari sepakbola, melainkan urusan bisnis. Dahulu Liverpool terkenal dengan salah satu kota pelabuhan sedangkan kota Manchester merupakan salah satu pusat manufaktur di Inggris. Di awal 1900an, Liverpool menaikkan harga pajak muatan kapal sehingga biaya manufaktur di Manchester naik. Sejak saat itu, Manchester mengeluarkan kebijakan untuk membuat kanal (sungai buatan) yang menghubungkan laut utara dengan Manchester, Karena kanal Manchester tersebut, kapal2 tidak perlu lagi singgah di Liverpool. Otomatis perekonomian di Liverpool langsung ambruk. Perseturuan kedua tim memang diawali dari kepentingan bisnis dua kota tempat tim tersebut berasal.

Pertemuan pertama LFC dengan MU itu terjadi pada tanggal 12 Oktober 1895. Bermain di anfield, LFC memenangi laga tersebut dengan skor 7 - 1 Namun pada pertemuan kedua di Bank Street (belum OT), Liverpool harus kalah dengan skor 2 - 5 oleh MU. Sejak awal pertemuan, statistik kemenangan 'masih' di pegang MU dengan 71, Liverpool 61, draw 50.. Pertama kali Liverpool menang atas MU di laga away terjadi pada 19 Februari 1910 saat pertama kali memakai stadion Old Trafford Liverpool menang 4 - 3 dengan terciptanya 2 gol oleh Arthur Goddard dan James Stewart Maaf kelewat, pencetak gol pertama Liverpool ke gawang MU adalah Thomas Bradshaw saat menghancurkan Newton Health(sekarang MU) 7 - 1 Kekalahan pertama Liverpool di anfield terjadi pada 1 April 1907 dengan skor 0 - 1 di laga First Division. Pencetak hattrick pertama ke gawang MU adalah Fred Howe di Old Trafford tahun 1936. Skor akhir 5 - 2 untuk Liverpool. Liverpool telah mengoleksi 18 title liga, 7 FA cup, 7 League Cup, 15 CS, 5 UCL, 3 UEFA cup, 3 European Super Cup. Total 58 trofi..Untuk MU? Total 59 trofi mereka koleksi. Yah, Liverpool kalah 1 trofi dari mereka untuk kembali merebut predikat King of England.

Ada beberapa pemain yang pernah pindah dari Liverpool ke MU atau sebaliknya. Kita bahas satu persatu ya Diawali oleh Tom Chorlton yg merupakan pionir eksodus dari Liverpool ke MU pada Agustus 1912. Tom menghabiskan 8 tahun di LFC sebelum pindah Lahir tahun 1882, tom hanya bermain 117 kali selama 8 tahun karirnya di Anfield dan mencetak 8 gol. Yang berikutnya adalah Jackie Sheldon yang pindah dari Manchester United ke Liverpool pada November 1913. Sheldon merupakan salah satu elemen penting untuk Liverpool di masanya. Beroprasi menjadi winger, Sheldon mencetak 20 gol dalam 147 match Yang berikutnya ada Tom Miller yang pindah dari LFC ke MU pada september 1920.

Tom bermain selama 8 tahun di anfield sebelum PD pertama. Dalam 146 penampilannya, Tom berhasil menjaringkan 59 gol as a winger. Berikutnya kita skip biar tidak kepanjangan. Ada Fred Hopkin (MU » LFC in May 1921), Tommy Reid (LFC » MU in Feb 1929), Ted Savage (LFC » MU in Jan 1938), Allenby Chilton (LFC » MU in Nov 1938), Thomas McNulty (MU » LFC in Feb 1954) Dan yang terakhir Phil Chisnall (MU » LFC in April 1964). Setelah itu tidak ada lagi pemain yang pindah secara langsung dari kedua tim. Berikutnya, ada beberapa hooliganisme yang terjadi. Dan entah kenapa, malah supporter LFC sendiri yang melakukan? Pada final FA Cup 1996, Eric Cantona sempat diludahi dan Ferguson sempat terkena pukuluan oleh pendukung LFC sesaat sebelum penyerahan piala Pada 2006, ambulance yang membawa Alan Smith yang patah kaki dalam pertandingan vs LFC, sempat diserang oleh supporter LFC.
itulah sedikit kisah perjalanan perseteruan kedua tim apapun latar belakang yang menjadikan perseteruan mereka mudah-mudahan dapat melahirkan perseteruan yang sehat dan selalu menjunjung tinggi fair play :)

Sumber : Thread Liverpool FC kaskus

Selasa, 16 Agustus 2011

Merdeka Indonesiaku!!

17 Agustus 1945 hari yang bersejarah bagi seluruh warga negara Indonesia karena kala itu Indonesia memberanikan diri untuk memproklamasikan menjadi negara yang merdeka, negara yang tidak lagi di jajah oleh negara mana pun, begitu besarnya jasa para pahlawan kemerdekaan yang memperjuangkan seluruh jiwa raganya untuk melihat negara Indonesia ini merdeka. Aku sampaikan rasa terima kasih dan hormatku untuk kalian semua wahai para pahlawan karena tanpa perjuangan kalian mungkin saja aku terlahir ke bumi pertiwi ini masih dalam keadaan terjajah.

66 tahun sudah negara ini merdeka sejak bapak proklamtor kita, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. selama itu pula kita menjadi negara yang berhak menentukan nasibnya sendiri tanpa ada campur tangan negara lain. lalu apakah kita benar-benar hidup merdeka? hidup adil dan makmur sesuai dengan falsafah negara yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa ini? tidak! ternyata kita tidak benar-benar merdeka, masih banyak warga negara ini yang haknya terabaikan oleh pemerintah, masih banyak warga negara ini yang hidup di garis kemiskinan, padahal kita tahu bahwa negeri ini negeri yang kaya raya sumber daya alam yang dimiliki oleh negeri ini seharusnya mampu menyejahterakan penduduk negeri ini.

lalu apa yang salah dengan negeri ini? ternyata di negeri ini masih banyak pemimpin yang tidak amanat, yang hanya memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, yang hanya mengaspirasikan kepentingan pribadinya dengan mengatasnamakan rakyat, sementara rakyat dibiarkan larut dalam kekacauan yang seharusnya tidak terjadi. Semoga Tuhan mengampuni dan menghapus segala dosa-dosamu wahai para pemimpin yang tidak amanat.

sekacau dan serumit apapun permasalahan negeri ini kita masih mempunyai harapan besar untuk terus memperjuangkan keadilan di negeri ini. Dirgahayu Negeriku tercinta, di tanahmu aku lahir dan dibesarkan oleh kedua orang tuaku oleh karenanya tidak ada alasan untuk aku berkata bahwa aku bangga menjadi warga negara Indonesia.

Jatinanggor, 17 Agustus 2011

Nazel Fahmi Muhammad


Sabtu, 07 Mei 2011

Saat ini, Sekarang ini, adalah yang sesungguhnya

Setiap manusia pasti selalu memikirkan apa yang akan terjadi pada mereka di masa depan? Ada orang yang menyesali masa lalunya, menyesal karena dia tidak berusaha keras untuk hidupnya saat ini, ada juga orang yang selalu cemas memikirkan masa depannya. Ketahuilah ”menyesali masa lalu adalah kesedihan, mencemaskan masa depan adalah kegelisahan dan berbuat yang terbaik untuk saat ini adalah kegembiraan.”

Apa pun yang sudah terjadi dalam hidup ini tidak mungkin dapat kita rubah. Karena waktu tidak akan pernah bisa berkompromi. Seperti kata pepatah: “  Dengan waktu sedetik kita bisa membeli batangan emas, namun batangan emas tidak akan bisa untuk membeli waktu sedetik”.

Untuk itu tidak perlu lah kita menyesali masa lalu, kita harus mengerti bahwa hidup dalam bayangan masa lalu adalah kesia-siaan. Demikian juga kita tidak perlu mencemaskan masa depan. Orang-orang yang mencemaskan masa depan adalah orang-orang yang tidak mempunyai rasa percaya diri.

Masa depan bukanlah nasib yang telah digariskan kepada setiap manusia. Walaupun nasib kita digariskan sebagai orang yang kaya raya jika kita tidak berusaha selamanya tetap tidak akan bisa menjadi orang yang kaya raya. Sebaliknya walaupun nasib kita digariskan sebagai pengemis jika kita bekerja keras pasti tidak akan jadi pengemis.

Janganlah pernah memikirkan apa yang sudah terjadi di masa lalu dan jangan pula mencemaskan masa depan. Kita tidak akan bisa kembali ke masa lalu untuk membatalkan apa yang telah terjadi dan kita juga tidak bisa menghindari apa yang akan terjadi di kemudian hari. “saat ini, Sekarang ini” adalah kehidupan yang sesungguhnya bagi kita. 

Berusahalah sebaik-baiknya untuk saat ini dan jangan pernah mengabaikannya. Setiap detik yang terlewati selalu menyimpan berbagai peluang. Jika kita tidak memanfaatkannya maka harapan kesuksesan akan meninggalkan kita dengan airmata kegagalan.

Kekuatan untuk membangun sebuah kesuksesan ada pada saat ini, bukan pada saat berikutnya atau saat sebelumnya. Kebahagiaan hidup ada pada mengerjakan apa yang dapat kita kerjakan saat ini. Bukan mengerjakan apa yang dapat kita kerjakan pada saat sebelumnya atau sesudahnya. Dan kesuksesan hidup terletak pada apa yang kita lakukan sesuai dengan keinginan hati. Seberapapun kerasnya kita bekerja jika kita kerjakan dengan hati yang senang akan terasa ringan. Demikian juga sebaliknya, seringan apapun pekerjaan yang kita lakukan bila tidak sesuai dengan keinginan hati akan terasa berat.

” Masa Lalu adalah Lukisan Yang Telah Kusam, sedangkan Masa depan adalah Lukisan Yang Abstrak dan SAAT ini adalah Lukisan Yang Paling NYATA ”

Rabu, 06 April 2011

PILIHLAH JALAN KEHIDUPANMU


Setiap orang berbeda dalam memandang hidup ini dan berbeda pula caranya dalam menempuh hidup ini. Ada orang yang santai-santai saja dalam menjalani hidupnya seolah-olah dia sudah tahu apa yang akan terjadi pada kehidupannya kelak, namun ada pula yang sungguh-sungguh serta disiplin terhadap hidupnya dimana setiap aktifitas yang di lakukan selalu melihat ke dalam skala prioritas yang lebih penting terlebih dahulu dia kerjakan biasanya orang seperti inilah yang akan merasakan nikmat dalam keberhasilan hidup.
Dalam Al-qur’an Allah berfirman “sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya” (QS: Ar-Ra’ad ayat 11) jadi nasib kita, masa depan kita, sukses atau gagalnya kita, kitalah yang menetukan dan menciptakannya. Kita sendirilah yang mengukir apa yang akan kita raih dalam hidup ini. Lalu kalau begitu berada dimana takdir Allah? Takdir Allah ada di ujung usaha kita sebagai manusia, Dia akan memberikan yang terbaik sesuai dengan kadar usaha yang telah kita lakukan.
Namun terkadang hidup ini tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan adakalanya kita akan gagal meskipun kita telah bersungguh-sungguh. Kadang kegagalan itu membuat kita sedih, kecewa, layu, tidak bersemangat, dan berburuk sangka kepada Allah. Seharusnya kita sadar bahwa sebuah kegagalan tidak membuat kita layu dan tidak bersemangat lagi untuk menjalani hidup ini karena kegagalan ada sebuah tanda kita sedang berikhtiar ke arah yang lebih baik dalam hidup kita. Kegagalan adalah cobaan atau ujian dari Allah yang indah pada waktunya, mungkin Allah tidak memberikan apa yang kita harapkan tetapi Dia pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Dan harus kita ingat bahwa di dalam kehidupan itu ada kalanya dimana kehidupan itu bukanlah apa yang kita inginkan tetapi apa yang kita punya. Sebaik-baiknya seorang manusia adalah yang selalu mensyukuri apa yang telah dia miliki dalam kehidupannya.
Sesulit apapun perjuangan kita, kita harus tetap berada pada tujuan hidup yang jelas, di jalan yang telah diridhai oleh Allah. Thomas Carlyle pernah berkata “seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun dia berada di jalan yang mulus”. Dengan tetap pada tujuan hidup yang jelas kita akan terus belajar pada setiap mozaik kehidupan kita, hingga pada akhirnya kita menemukan kebahagian di dalam jalan yang telah kita tempuh dalam kehidupan ini.